Selama bertahun-tahun, para ilmuwan sempat meyakini bahwa perbedaan besar fenotipik antara manusia dan simpanse akan mudah dijelaskan – dua spesies ini pastilah memiliki pembentukan genetik yang secara signifikan berbeda. Namun, ketika genom mereka kemudian diurutkan, para peneliti terkejut begitu mengetahui bahwa urutan DNA gen manusia dan simpanse nyaris identik. Lalu, apa yang kemudian bertanggung jawab atas banyaknya perbedaan morfologi dan perilaku di antara kedua spesies ini?
Para peneliti dari Georgia Institute of Technology kini telah menentukan bahwa penyisipan dan penghapusan potongan besar DNA gen sangat bervariasi di antara manusia dan simpanse dan mungkin menjelaskan perbedaan utama di antara kedua spesies ini.
Tim peneliti yang dipimpin Profesor Biologi Georgia Tech, John McDonald, telah memverifikasi bahwa, sementara urutan DNA gen antara manusia dan simpanse hampir sama, terdapat “kesenjangan” besar genom di area-area yang berdekatan dengan gen yang dapat mempengaruhi sejauh mana gen “dihidupkan” dan “dimatikan”. Penelitian ini menunjukkan bahwa “kesenjangan” genom antara kedua spesies utamanya dikarenakan adanya penyisipan atau penghapusan (INDEL) mirip-virus, disebut sekuens retrotransposon, yang diketahui meliputi sekitar setengah dari genom kedua spesies. Temuan ini dilaporkan dalam edisi terbaru jurnal Mobile DNA.
“Kesenjangan genetik ini utamanya disebabkan oleh aktivitas urutan unsur transposabel mirip-retrovirus,” ujar McDonald. “Elemen transposabel pernah dianggap sebagai ‘DNA sampah’ yang memiliki sedikit fungsi atau bahkan tidak ada. Sekarang tampaknya mereka mungkin salah satu alasan utama mengapa kita begitu berbeda dari simpanse.”
Penelitian Tim McDonald, yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana Nalini Polavarapu, Gaurav Arora dan Vinay Mittal, meneliti kesenjangan genomik pada kedua spesies dan menentukan bahwa kesenjangan tersebut secara signifikan berkorelasi dengan perbedaan dalam ekspresi gen yang sebelumnya pernah dilaporkan oleh para peneliti dari Institut Max Plank untuk Antropologi Evolusi di Jerman.
“Temuan kami umumnya konsisten dengan gagasan bahwa perbedaan morfologi dan perilaku di antara manusia dan simpanse didominasi pada perbedaan dalam regulasi gen daripada perbedaan dalam urutan gen itu sendiri,” ujar McDonald.
Analisis saat ini tentang perbedaan genetik antara manusia dan simpanse dimotivasi oleh temuan tim riset sebelumnya (2009) bahwa kecenderungan kanker yang lebih tinggi pada manusia vs simpanse mungkin merupakan produk seleksi bagi meningkatnya ukuran otak pada manusia.
Kredit: Georgia Institute of Technology
Jurnal: Nalini Polavarapu, Gaurav Arora, Vinay K Mittal, John F McDonald. Characterization and potential functional significance of human-chimpanzee large INDEL variation. Mobile DNA, 2011; 2: 13 DOI: 10.1186/1759-8753-2-13
Jurnal: Nalini Polavarapu, Gaurav Arora, Vinay K Mittal, John F McDonald. Characterization and potential functional significance of human-chimpanzee large INDEL variation. Mobile DNA, 2011; 2: 13 DOI: 10.1186/1759-8753-2-13