Komando Pasukan Khusus AS berang dengan versi penyergapan Osama bin Laden yang dikemukakan oleh mantan anggota Navy SEAL Chuck Pfarrer. Bahkan, komando itu menyebut buku yang ditulis Pfarrer adalah karangan belaka.
“Ini tak benar. Bukan itu yang sebenarnya terjadi,” kata Jubir Komando Pasukan Khusus AS Kolonel Tim Nye mengenai buku bertajuk ‘SEAL Target Geronimo’ itu. Geronimo adalah nama kode operasi penyergapan Osama.
Buku itu memuat teori konspirasi serangan yang dilakukan pemerintahan Presiden Barack Obama dan Gedung Putih. Pfarrer mengklaim dirinya tahu apa yang sebenarnya terjadi saat SEAL menyergap rumah Osama di Abottabad, Pakistan.
Penjualan buku itu luar biasa, bahkan menjadi salah satu dari 20 buku terlaris dalam waktu sepekan. Pfarrer muncul di berbagai media, menerima permintaan wawancara dari mana saja. Ia terus melaju ke berbagai venue untuk mempromosikannya.
“Saya miliki kebenarannya. Saya sudah mewawancari kru lapangan dan beberapa sumber terkait mengenai keberadaan heli kedua,” ujarnya, merujuk pada helikopter kedua Navy SEAL yang berisi tim cadangan.
Nye, mewakili Laksmana Bill McRaven, mengatakan Pfarrer mengarang ceritanya. McRaven adalah komandan yang mengawasi penyergapan SEAL Mei lalu sebagai kepala unit antiterorisme militer. Menurut Nye, McRaven khawatir buku itu akan membuat rakyat ragu.
Ia juga menegaskan, Pfarrer sama sekali tak memiliki akses terhadap pasukan yang ikut misi penyergapan Osama. Selain itu, takkan ada penyelidikan apakah anggota SEAL berbicara dengan Pfarrer, karena akunnya dirahasiakan.
Di antara klaim-klaimnya mengenai konspirasi pemerintah AS seputar penyergapan Osama, Pfarrer bersikeras helikopter yang oleh Gedung Putih dikatakan jatuh di awal operasi, sebenarnya jatuh beberapa saat kemudian.
SEAL, lanjutnya, langsung melaksanakan misi sesuai yang mereka rencanakan. Yakni diam-diam mendarat di atas gedung itu sementara tim kedua menyerbu melalui darat. Pfarrer menuding, apa yang dilakukan terhadap Osama merupakan pembunuhan.
Namun hal itu legal, karena menurut Pfarrer, Osama memang hendak mengambil senjatanya untuk melindungi diri. Sedangkan pejabat yang terlibat penyergapan itu menyatakan, Pfarrer ketinggalan berita bahwa membunuh anggota Al Qaeda dibolehkan, pascatragedi 11 September 2001.
Tentu saja, Pfarrer masih bertahan membela bukunya. Pria yang akan menggunakan royalti buku untuk pengobatan kankernya ini menyatakan, buku itu merupakan cara patriotis untuk mencari siapa sebenarnya pahlawan di balik penyergapan yang menewaskan Osama itu.
“Sebuah keistimewaan bisa membantu pasukan dan peleton yang terus menerus ditugaskan dalam misi-misi dengan target istimewa. Secara kategori saja ini sudah tak benar,” lanjutnya.
Hal paling kontroversial yang ia ungkapkan dalam buku itu, Osama tewas 90 detik setelah misi dilaksanakan. Bukan setelah 45 menit baku tembak, seperti yang selama ini diklaim Gedung Putih. Tentu saja, pernyataan ini disangkal pemerintah AS.
[Inilah]