Manusia purba. |
Seperti dilansir DailyMail, selama enam tahun ini para ilmuwan melakukan pemetaan terkait pola penyebaran manusia dengan cara melakukan studi genetik. Hasilnya, ditemukan bahwa nenek moyang yang ‘mendarat’ di Eropa, Asia dan Oseania mencapai tempat itu dengan menyeberangi laut ke Saudi Arabia sekitar 70.000 tahun lalu.
Para ilmuwan semula menduga, nenek moyang yang mencapai benua-benua di seluruh dunia dari arah utara melalui daerah Sinai, Mesir, tapi hasil studi genetik mengindikasikan kalau para nenek moyang itu nampaknya mengembara jauh ke selatan, mungkin melalui Yaman.
Bukti menunjukkan, permukaan laut mungkin cukup rendah bagi orang-orang pertama yang menyeberang dari Tanduk Afrika ke Saudi melalui selat Laut Merah Bab-el-Mandeb. Dari sana, negara-negara Asia selatan seperti India tampaknya menjadi tempat perhentian utama, sebelum akhirnya para nenek moyang menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.
Penyebaran ini pun agaknya melalui dua rute, yakni yang mengikuti rute pantai yang merupakan dataran rendah menuju Asia Tenggara dan Oceania, dan yang mengikuti jalur dataran tinggi menuju Iran, Rusia, Eropa dan Cina. Sebagai bukti, para peneliti menemukan bahwa populasi India memiliki lebih banyak keragaman genetik, jauh lebih banyak dibanding populasi di Eropa maupun Asia timur.
“Sejarah evolusi menunjukkan bahwa populasi manusia kemungkinan besar berasal dari Afrika, dan Proyek Genographic, survei tentang data genetik populasi manusia yang dianggap paling canggih saat ini, menunjukkan kemana mereka pergi berikutnya: manusia modern bermigrasi keluar dari Afrika melalui rute selatan melalui Saudi, bukan rute utara yang melalui Mesir, "kata juru bicara IBM, yang terlibat dalam penelitian.
Proyek Genographic menggunakan teknik penelitian baru yang rumit, yang disebut rekombinasi, yakni memutus molekul DNA dan merekombinasikannya lagi agar membentuk pasangan baru. Dengan tekhnik ini, mereka dapat melihat hubungan manusia hari ini dengan manusia 70.000 tahun lalu.
Direktur Proyek Genographic Dr Spencer Wells mengatakan, teknik mereka bisa memberikan 'wawasan yang lebih besar dalam sejarah migrasi spesies kita’. Hampir 500.000 suku dan anggota masyarakat umum telah memberikan sampel DNA mereka untuk mendukung proyek ini.
"Selama enam tahun terakhir, kami telah memiliki kesempatan untuk mengumpulkan dan menganalisis data genetika di seluruh dunia pada skala dan tingkat detail yang belum pernah dilakukan sebelumnya," kata laporan co-author Ajay Royyuru, manajer senior di IBM Komputasi Biologi Pusat
"Ketika kami mulai, tujuan kami adalah untuk membawa ilmu pengetahuan ke dalam ekspedisi era modern untuk lebih memahami akar manusia dan keberagamannya. Dengan bukti bahwa keragaman genetik di India bagian selatan lebih dekat ke Afrika daripada Eropa, ini menunjukkan bahwa bidang-bidang riset seperti arkeologi dan antropologi harus mencari bukti tambahan pada rute migrasi manusia purba untuk lebih mengeksplore teori ini," imbuhnya.
http://sangpemburuberita.blogspot.com/