Demam batu akik dan permata terus mewarnai kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia tak terkecuali masyarakat di Provinsi Banten. Memburu batu akik dan permata tidak hanya sekadar hobi atau untuk koleksi pribadi tetapi juga sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.
Pada saat pertama kali batu akik dan permata ini merebak di Indonesia beberapa bulan lalu, ada begitu banyak jenis batu akik dan batu permata yang beredar dan ditawarkan mulai dari harga ratusan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah, tergantung jenis batu akik dan kualitasnya.
Namun, kurang lebih sebulan terakhir ini, sebagian masyarakat Banten yang bergelut dan berkecimpung dalam bisnis batu akik dan batu permata mulai mengerucutkan bisnisnya pada hanya batu akik jenis tertentu yang dianggap laris di pasaran karena banyak dicari.
Batu permata kalimaya black opal asli asal Banten ternyata disambut antusias oleh pasar kendati harganya relatif lebih mahal dan hanya bisa dijangkau oleh kelas menengah ke atas.
Berdasarkan mitos yang beredar di tengah masyarakat, batu kalimaya merupakan jenis permata asal Banten yang banyak diburu penghobi maupun kolektor. Harga batu kalimaya bisa mencapai puluhan juta untuk kualitas terbaik. Adapun khasiat batu akik kalimaya ini dipercaya dapat meningkatkan kepercayaan diri pemakainya. Mungkin karena batu ini memiliki corak yang sangat indah dengan variasi warna yang sangat memesona.
Batu asal Banten Selatan ini di pasaran internasional dikenal dengan sebuatan black opal dengan harga yang sangat tinggi, sehingga tidak heran jika jenis batu ini menjadi incaran kolektor mancanegara karena nilainya yang terbilang menggiurkan.
Bahkan di Jepang batu permata asli Indonesia ini pernah dijadikan sebagai mahar (mas kawin) dalam sebuah pernikahan.
Ada bermacam-macam jenis batu kalimaya, tergantung motif dan warna dasarnya. Ada jenis batu kalimaya black opal, kalimaya susu, kalimaya kembang, bahkan ada yang memberi nama aneh-aneh tergantung corak dan warnanya.
Ada bermacam-macam jenis batu kalimaya, tergantung motif dan warna dasarnya. Ada jenis batu kalimaya black opal, kalimaya susu, kalimaya kembang, bahkan ada yang memberi nama aneh-aneh tergantung corak dan warnanya.
Variasi warna pada batu kalimaya ini pun sangat beragam seperti hijau, coklat, merah muda, merah, biru, putih dan lainnya membuat batu kalimaya ini terlihat sangat indah dan memesona sehingga sangat cocok untuk perhiasan baik sebagai cincin permata, liontin, anting-anting atau jenis perhiasan lain untuk mendukung keanggunan pemakainya.
Berdasarkan mitos yang berkembang, konon tergantung kombinasi warna yang terdapat pada batu tersebut. Jika warna itu cocok katanya bisa membuat pemiliknya hoki dan juga sebaliknya jika warna yang terkandung tidak cocok atau tidak sesuai bisa berpengaruh negatif bagi pemilik atau pemakainya.
Konon, batu kalimaya mengandung khasiat seperti meningkatkan kestabilan psikis, dipercaya sebagai lambang kejujuran, bermanfaat untuk meningkatkan rasa cinta dan sejumlah manfaat lainnya.
Namun, sebaliknya, bagi yang tidak cocok dengan warna yang dipilih konon bisa berakibat buruk pada pemiliknya seperti menimbulkan pertengkaran dan perpecahan dalam keluarga karena hawa yang timbul dapat memengaruhi sifat pemakainya seperti menjadi nakal dan liar. Terkait mitos ini, Anda bisa percaya atau mengabaikannya, karena ketertarikan batu kalimaya bukan terletak pada mitos itu, tetapi pada kombinasi warnanya yang indah.
Iffan Gondrong (40), salah satu warga Banten yang menjalankan bisnis sampingan batu kalimaya black opal, selain pekerjaan pokoknya, mengatakan, pasar untuk batu kalimaya black opal sangat jelas dan selalu dicari para penghobi dan kolektor.
“Batu kalimaya black opal merupakan produk asli Banten. Kami tidak khawatir ketersediaan atau stok batu ini akan habis. Selama ini, persediaan selalu ada, dan selalu dicari oleh kolektor. Kendati konsumen sudah memiliki batu kalimaya black opal sebelumnya, tetap mencari batu black opal lagi yang corak dan modelnya berbeda. Saya sendiri, sebelumnya menjual banyak jenis batu akik. Namun, saat ini saya khusus membeli dan menjual batu kalimaya black opal karena pasarnya sangat menjanjikan,” jelas Iffan, kepada Suara Pembaruan, Kamis (14/5).
Iffan menjelaskan, batu kalimaya black opal yang dijualnya dengan kisaran harga Rp 1,5 juta hingga Rp 10 juta selalu laku di pasar. “Saya menawarkan kepada konsumen dengan cara mengirim foto atau datang langsung ke konsumen dan menunjukkan batu kalimaya black opal. Pengalaman saya, batu kalimaya black opal cepat laku di pasar,” jelasnya.
Hal yang sama dikatakan Ferry (41), Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Menurutnya, khusus untuk wilayah Banten, batu kalimaya black opal lebih cepat laku ketimbang batu akik dan batu permata jenis lain.
“Yang saya jual memang tidak banyak. Saya hanya menjual batu kalimaya black opal yang ukurannya kecil, dengan kisaran harga antara Rp 1 juta hingga Rp 4 juta,” ujarnya.
Terkait batu kalimaya ini, Pemprov Banten melalui Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) sebelumnya pernah mewacanakan untuk mematenkan batu kalimaya yang berasal dari Cimarga, Kabupaten Lebak ini ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
Kepala Disperindag Banten, Mashuri mengatakan, hak paten untuk kalimaya Banten sangat penting dilakukan untuk melindungi produk asli asal Banten ini diklaim oleh wilayah lain atau negara lain.
“Batu kalimaya masuk ke dalam jajaran 10 batu mulia termahal di dunia. Saya kira, upaya untuk mematenkan batu kalimaya sangat penting dilakukan, sehingga harganya pun akan naik. Sehingga, para pengrajin batu kalimaya akan meningkat taraf hidupnya,” ujarnya.
Bukan hanya itu, ketika Dubes Turki untuk Indonesia Zekeria Ackam berkunjung ke Pemprov Banten Selasa (12/5) lalu, dia mengajak Pemprov Banten untuk menjajaki peluang investasi di antara kedua belah pihak. Salah satu yang dibicarakan pada kesempatan itu adalah peluang batu kalimaya black opal untuk diekspor ke Turki.
"Mungkin saja gemstone (batu akik), seperti black opal diekspor ke Turki. Turki terkenal dengan kemampuan cutting,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten, Rano Karno.
Sementara itu, Dubes Turki, Zekeria Ackam mengatakan, kerja sama yang nantinya akan dilakukan antarprovinsi dari Indonesia dan Turki ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Pemprov Banten, terutama dalam hal ekspor sumber daya alam seperti batu akik kalimaya yang sedari dulu memang sudah terkenal akan keindahannya.
"Seperti batu kalimaya, Indonesia sangat berat untuk menembus ke pasar Eropa, maka bisa melalui kerja sama dengan Turki. Turki bisa jadi gerbang Indonesia untuk masuk ke Eropa. Saya bisa memberikan 5 sampai 10 orang untuk melakukan training agar batu akik kalimaya memiliki nilai jual lebih tinggi," ujar Zekeria.
Laurens Dami/JAS