Pulau Dewata adalah Pulau Seribu Pura, hal itulah yang agaknya
diwakili oleh Objek wisata Tanah Lot di Tabanan, Bali. Berbicara tentang
tanah lot, anda mungkin akan langsung terbayang dengan situasi pantai
yang eksotis dengan sebuah pura yang megah berdiri di tengahnya.
Pemandangan di tempat ini sedikit banyak mirip dengan pemandangan di
Uluwatu atau Pura Tengah danau di Bedugul. Pura Tanah Lot berdiri di
atas bongkahan karang yang sangat besar. Saat air sedang surut, maka
Pura ini akan terlihat seperti pura di Bali pada umumnya. Sedangkan jika
air sedang pasang, Pura ini nampak mengambang atau
terpisah dari daratan utama.
Satu hal menarik dari Pura Tanah Lot, pura
ini adalah bagian dari Dang Kahyangan atau Pura-pura utama di Bali. Dan
Pura Tanah Lot merupakan pura yang khusus memberikan pemujaan
kepada dewa laut atau Dewa Baruna. Objek wisata ini terletak tepatnya di
Desa Beraban,
Kecamatan Kediri, di Kabupaten Tabanan. Jarak objek wisata ini dari
Denpasar hanya 33 km. Jika berkunjung dengan mobil, paling lambat anda
akan sampai sekitar 1 jam. Nama Tanah Lot memiliki arti
"Tanah laut", tanah memiliki arti bongkahan karang tempat pura
berdiri, sedangkan Lot atau Lod memiliki arti laut. Jadi Tanah Lot
artinya Pura yang berdiri di tengah laut. Sebenarnya lebih
tepat disebut di pantai, karena jaraknya hanya beberapa ratus
meter saja dari bibir pantai. Tanah Lot adalah rumah bagi spesies ular
laut berwarna hitam putih. Anda mungkin akan ketakukan saat melihatnya,
namun menurut masyarakat setempat ular ini sangat jinak asalkan tidak
diganggu.
Menurut cerita, Pura Tanah Lot dibangun oleh
Danghyang Nirartha, seorang Brahmana yang berkelana dari Tanah Jawa
menuju Bali. Beliau menganut Agama Hindu dan menyebarkan Agama ini
kepada masyarakat Bali kala itu. Di dalam perjalanannya akhirnya ia
sampai di Desa Beraban. Bendesa Beraban yang saat itu menjabat tidak
terima dengan kedatangan Danghyang Nirartha karena merasa tersaingi. Ia
kemudian meminta
Danghyang Nirartha untuk segera pergi dari Tanah Lot. Beliau
menyanggupi, namun sebelum pergi ia memindahkan bongkahan batu ke dalam
laut dengan kesaktiannya. Di atas bongkahan batu tersebut didirikanlah
Pura, kemudian ia juga mengubah selendang yang dipakainya menjadi
ular-ular yang bertugas untuk menjaga pura tersebut. Ular-ular tersebut
masih bisa kita lihat hingga sekarang, memiliki perawakan yang agak
pendek, berekor pipih, dan tubuh dengan gradasi warna hitum putih, dan
kuning. Setelah melihat kekuatan Danghyang Nirartha yang maha dahsyat,
Bendesa Beraban merasa takjub dan akhirnya menjadi salah satu pengikut
dari Danghyang Nirartha.
Berbeda
dengan pura lain di Bali, Pura Tanah Lot tidak terbagi menjadi
beberapa bagian / halaman, dari pintu masuk kita langsung bisa menuju
Pura
utama. Ini dikarenakan pola karang yang tidak beraturan tidak
memungkinkan untuk dibuat halaman. Selain itu lahannya juga tidak
terlalu besar dan sudah cukup sempit untuk menampung seluruh
bangunan Pura. Karena letakkan yang agak ke atas, anda harus naik tangga
untuk sampai ke Pura ini. Beberapa upacara keagamaan juga kerap
dilakukan di Pura ini, salah satunya adalah piodalan yang berlangsung
pada Rabu Wage Langkir setiap 6 bulan sekali. Saat piodalan, umat
Hindu dari seluruh Bali akan berbondong-bondong datang ke tempat ini
untuk melakukan persembahyangan.
Objek wisata Pura Tanah Lot hampir sama dengan objek wisata lain di Bali. Berbagai fasilitas sudah
tersedia disini, seperti penginapan, toilet umum, art shop, restoran,
fasilitas keamanan, tourist information centre, dll. Untuk sampai ke
Pura utama, anda harus berjalan sekitar 10 menit karena jarak antara
parkiran dan pura utama cukup jauh. Di sepanjang perjalanan, anda akan
menemukan banyak toko cenderamata berjejer di sisi kiri dan kanan jalan.
Di toko ini anda bisa menemukan berbagai pernak-pernik khas Bali,
seperti baju bali, ukir-ukiran, tato, dsb.
Nah, itu tadi sedikit informasi liburan ke Objek Wisata Tanah Lot. Selamat berlibur.